Selasa, 19 Juli 2016

Ketika Rentenir Menghancurkan Rosmalina

Rosmalina, seorang wanita biasa dan ibu rumah tangga dengan dua putri cantik yang menemaninya. Hidup di daerah yang strategis untuk memulai sebuah usaha.

Tahun 1995 memulai usahanya dengan membuka wartel. Saat itu, kebutuhan akan komunikasi masih sangat besar dikarenakan masih jarangnya orang mempunyai Hp.

Wartelnya selalu ramai. Semakin hari semakin bertambah pelanggannya. Berbagai permintaan pun bermunculan.

Tersedianya camilan, minuman dikala mereka menunggu giliran menggunakan wartel adalah salah satu permintaan pelanggan. Bahkan ada yang menyarankan Rosmalina untuk menjual pulsa.

Rosmalina ingin memuaskan pelanggannya. Berbekal uang 200 ribu ia akhirnya membuka toko kecil-kecilan. Dan hasilnya, tokonya laris diserbu pelanggan.

Melihat peluang usahanya semakin luas, Rosmalina membuka counter. Semakin banyak yang datang. Minuman soft drink pun disediakan. Anak-anak, para tentara dan orang disekitarnya pun banyak yang mampir bertandang.

Jiwa usaha Rosmalina makin menggebu. Dia yakin usahanya akan bertambah sukses. Berbekal uang pesangon saat bekerja di sebuah perusahaan, Rosmalina memberanikan diri membuka toko sembako dan baju.

Semua berjalan mulus dan lancar. Pendapatan semakin meroket. Rosmalina merasa luar biasa.

Namun, hal itu justru awal dari sebuah perjalanan begitu berat bagi dirinya.

Bermula dari bertemunya Rosmalina dengan seorang rentenir. Melihat kesuksesannya, rentenir tersebut bermaksud menawarkan kerjasama memberi pinjaman uang untuk mengembangkan usahanya.

Apakah Rosmalina terbujuk dan meminjam uang kepada rentenir itu? Ternyata tidak, sama sekali tidak.

Si rentenir tidak begitu saja mundur untuk merayu Rosmalina. Jika dia tidak bisa diajak kerjasama maka rentenir punya rencana lain. Dibujuklah  dia untuk mengenalkannya kepada teman-temannya. Dan berhasil, Rosmalina bersedia.

Akhirnya, rentenir berhasil mempengaruhi teman-temannya. Mereka meminjam uang kepada rentenir itu.

Rosmalina tidak pernah berpikir bahwa tindakannya membantu rentenir itu adalah kesalahan sangat besar.

Sampai suatu ketika, rentenir itu datang. Meminta Rosmalina membayar bunga semua utang teman-temannya.

Rosmalina shock! Bagai sebuah gunung besar jatuh menimpa tubuhnya. Tak menyangka semua itu terjadi.

Teman-temannya telah meminjam uang ke rentenir itu. Namun dalam perjalanannya banyak yang tidak bertanggung jawab. Mereka tidak bisa membayar hutangnya.

"200 juta", sebuah angka yang sangat besar. Dan itu jumlah yang harus Rosmalina bayarkan kepada rentenir.

"Dari mana aku mendapatkan uang sebegitu banyak ?" pikir Rosmalina. Tak tahu apa yang mesti diperbuat. Bingung setengah mati.

Rentenir terus mendesak. Utang harus segera dilunasi. Rosmalina tidak berkutik.

Akhirnya untuk membayar itu semua, Rosmalina dengan berat hati menyerahkan seluruh hasil usahanya kepada rentenir itu. Usaha yang selama ini dirintisnya, dikelolanya habis sudah di ambil rentenir.

Dan usaha rentenir tersebut berhasil. Karena ternyata maksud sebenarnya rentenir itu adalah menguasai tempat usahanya. Rosmalina bangkrut, hancur, dan tidak punya apa-apa lagi. Seketika hidup Rosmalina berubah.

Badai Ujian Belumlah Reda

















Hidup seorang Rosmalina awalnya bahagia. Merintis usaha untuk menopang kehidupan keluarganya dan membahagiakan kedua putrinya. Kesuksesan luar biasa telah diraihnya.

Namun, apalah daya takdir berkata lain. Kesuksesan itu hanyalah dirasakan sementara.Tanpa ada bekas yang nyata untuk diberikan kepada keluarga.

Satu langkah yang pernah Rosmalina tempuh ternyata berakibat fatal untuk kehidupannya. Hingga tanpa diduga kehancuran dan kebangkrutan harus dia terima.

Awal dari semua ujian yang melanda. Rosmalina shock! Tak tahu harus bagaimana. Tak tahu meminta tolong kepada siapa. Bayangan rentenir terus mendera. Hingga semua berimbas dalam kehidupannya.

Kehidupan keluarga Rosmalina goyah. Semua anggota keluarganya merasa marah kepadanya. Sumber pendapatan keluarga kini hancur tiada bekasnya. Bagaimana mereka akan hidup seterusnya.

Rosmalina sedih tidak dapat berbuat apa-apa. Dia telah menghancurkan harapan keluarganya. Sebagai anak tertua, tanggungjawab ada dipundaknya. Namun ia tak bisa memikulnya.

Harapan sirna. Dukungan yang diharapkannya tak diperolehnya. Bahkan dari suami tercinta.

Suami yang telah menjadi pendamping hidupnya selama ini ternyata tidak bisa jadi tempat untuk berbagi. Bahkan lebih memilih untuk meninggalkan dirinya. Dan lebih merananya, salah satu buah hatinya harus berpisah dengannya tuk dibawa suaminya.

Rosmalina merasa sendiri. Tiada lagi yang perduli. Semua menyalahkan dirinya.

2 tahun sudah Rosmalina berjalan, melangsungkan kehidupannya tanpa ada keluarga yang membantunya. Rosmalina berusaha bangkit.

Dari sisa-sisa hasil usahanya masih terkumpul uang sekitar 20 juta. Rosmalina berniat untuk membuka toko lagi. Tapi, skenario Allah berbicara lain. Uangnya dibawa kabur oleh temannya.

"Ya Allah, cobaan apalagi ini? " ujar Rosmalina.

Takut dan tertekan! Itulah yang dirasakannya. Tak berani dia bertemu orang.

Rosmalina akhirnya menyendiri. Berusaha menenangkan diri. 2 bulan lamanya ia merenungi setiap peristiwa yang menimpanya.


Sampai akhirnya, Rosmalina bertemu dengan seorang ustadz. Satu nasehat yang tak akan pernah Rosmalina lupa. "Kamu akan bangkit kembali setelah harta harammu habis" , kata sang ustadz.

Ya Allah, beginikah cara-Mu untuk mengingatkanku? Beginikah cara-Mu untuk membersihkan hartaku?, pikir Rosmalina.

Tak pernah terbayang, tindakannya menjadi penghubung rentenir dengan teman-temannya membuat dirinya terlibat dalam dosa.

Saat itu juga Rosmalina tersadar. Ujian dan cobaan yang Allah berikan adalah cara Allah membersihkan hartanya. Harta yang didalamnya ternyata tidak mengandung berkah.

Setelah beberapa bulan Rosmalina menenangkan diri dengan mendekatkan diri kepada Illahi. Dia mulai menata hati dan mulai melangkah lagi.

Rosmalina Melancong Ke Hongkong



Rosmalina telah mengalami berbagai macam ujian dan cobaan. Usaha dan keluarganya telah hancur dan berantakan. Melangkah sendiri tanpa ada dukungan.Tak ada yang perduli. Namun Rosmalina terus berjalan tanpa henti.

Sebuah perjalanan religi dilalui. Di Masjid 1000 pintu Rosmalina digembleng, dibimbing, dibina oleh seorang ustadz. Menyadarkan dirinya untuk bertobat. Membersihkan harta yang selama ini dia dapat.

Rosmalina berpikir, inilah jalan yang harus kulalui. Allah menegur dan memperingatkan dirinya atas harta haramnya. Selama ini tidak pernah terlintas di pikirannya berurusan dengan rentenir walau cuma sedikitpun akan menyeretnya turut dalam kubangan dosa.

Kini, hartanya habis dan keluarganya entah bagaimana nasibnya. Namun Rosmalina harus bertahan. Demi kelanjutan hidup dirinya dan keluarganya. "Aku harus bekerja", tekad Rosmalina.

Utang bank yang harus diselesaikan, bayangan rumah ibunya yang akan disita, serta tangisan anaknya semakin menguatkan dirinya untuk terus berusaha.

Tahun 2009, Rosmalina bertemu dengan temannya. Dia mengusulkan Rosmalina untuk mencari kerja di luar negeri. Saat itu dia tidak tahu mau kerja apa nantinya di luar negeri.

Ada sponsor yang menawari pekerjaan. Mereka bilang Rosmalina akan dipekerjakan sebagai baby sitter. Belumlah beruntung dia. Ternyata semua bohong belaka. Rosmalina bekerja sebagai pembantu.

Sudah kepalang tanggung. Rosmalina sudah bertekad untuk mencari kerja. Biarlah jadi pembantu asalkan dia bisa melunasi semua utangnya. Modal lillahita'ala. Berangkatlah Rosmalina ke Hongkong tahun 2010.

Bekerja di Hongkong Rosmalina jalani penuh semangat. Walau menguras tenaga dan waktu yang lama tak membuatnya surut melangkah. Bayangkan saja, dia harus bekerja selama 17 jam non stop setiap harinya.

Waktu yang terbatas tidak mengurangi niat Rosmalina tuk mencari ilmu. Disela-sela kerjanya, dia gunakan untuk bersekolah. Dia mempelajari ilmu komputer dan bahasa inggris. 2 tahun lamanya ia tempuh sekolah itu.

Bekerja, bersekolah dan bergabung dengan komunitas-komunitas yang ada di Hongkong menjadi agenda tetapnya.

Tahun 2012 Rosmalina ikut Sekolah Mandiri Sahabatku. Sekolah yang membentuk dirinya untuk terus membuka pikiran dan wawasannya. Hidup haruslah tetap dilanjutkan meski dia dalam kesulitan.

Di Sekolah Mandiri Sahabatku ini, Rosmalina belajar untuk berwirausaha. Menjalin kerjasama dengan berbagai kelompok. Namun usahanya belumlah berhasil.

Rosmalina tetap berusaha. Dia tertarik untuk berbisnis di bidang fashion yaitu kaos. Menurutnya fashion tidak pernah ada matinya sudah menjadi kebutuhan sehari-hari ibaratnya.

Rosmalina terus memutar otak agar usahanya tetap berjalan setelah beberapa kali mengalami kegagalan. Usaha kaosnya yang diberi nama "Glowdis Creation" haruslah terus dikembangkan.

Rosmalina ikut lagi sekolah wirausaha yang dikelola BRI. Belajar, belajar, dan terus belajar. Itulah yang diinginkannya agar usaha kaos glowdisnya ini bisa berdiri kokoh.

Terus berdoa, ikhtiar sungguh-sungguh serta kerja keras dan tak lupa untuk bersyukur yang terus dilakukan Rosmalina akhirnya membuahkan hasil. Predikat best performence untuk mempromosikan kaosnya pun diraihnya.

Tak ingin berjuang sendiri membesarkan glowdis, Rosmalina menggandeng saudara-saudaranya untuk bekerjasama. Semua aset dan perlengkapan yang digunakan untuk produksi dia perbarui. Berbagai cara digunakan untuk promosi. Berbagai komunitas di Hongkong dia masuki.

Dan, sebuah hasil pun diraihnya. Kaos glowdis bisa diproduksi dan dipesan hingga mencapai omzet 40 juta lebih. Sebuah pencapaian yang penuh perjuangan.

Tak kenal menyerah, terus berdoa, berusaha dan tak lupa bersyukur menjadikan Rosmalina sosok yang tangguh dalam berkarya.

Dari Hongkong Rosmalina berkarya, berharap usaha kaosnya bisa menjadi besar nantinya. Walaupun hanya seorang pembantu Rosmalina ingin menunjukkan bahwa dia bisa. Dia akan bangkit demi impiannya.

Hinaan dan ejekan bukanlah penghambat langkahnya. Justru itulah pelecut semangat yang terus membara di dalam dada Rosmalina. Wajah ibu dan anak yang ingin ditemuinya membakar semangat untuk terus berkarya walau dari jauh yaitu negeri Hongkong.

Kamis, 14 Juli 2016

ROSMALINA, Kerja di Hongkong Berkarya di Indonesia

                                 




Mengenalnya seperti sebuah rezeki yang luar biasa, dia adalah Rosmalina!

Seorang perempuan Indonesia yang saat ini sedang berada di Hongkong. Bukan untuk travelling tapi berjuang mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. Sejauh itulah perempuan ini harus memperjuangkan diri dan keluarga. Jangan ditanya rasa kangennya yang membuncah pada Indonesia, apalagi pada anak perempuannya yang di setiap hari ulang tahun tak pernah dia temani beberapa tahun ini. 

Tapi, bukan Rosmalina namanya yang diam terpaku pada keadaan. Dia pantang menyerah pada keadaan termasuk mempersiapkan diri untuk kembali ke Indonesia 1,5 tahun lagi dengan membangun bisnis bersama saudara-saudaranya.
"Meski saya jauh di Hongkong, Indonesia adalah negeri impian dimana saya akan kembali dan membangun mimpi di dunia bisnis" ujarnya penuh semangat.

Wanita cantik kelahiran 30 agustus 1977 berasal dari Sukabumi Jawa Barat. Saya pertama kali kenal dengan sosoknya di sebuah grup tentang tips nulis dan bisnis.

Seorang pebisnis pemula di bidang fashion dengan brand produknya yang diberi nama "GLOWDIS CREATION". Dilihat dari gaya bicaranya yang menggebu-gebu, penuh energi terlihat kalau dia adalah sosok yang pekerja keras. Bayangkan saja, dia bekerja dalam sehari selama 16 jam dari jam 06.00 pagi hingga 23.00 malam. Semua itu dia jalani penuh semangat tanpa berkeluh kesah.

Berbekal semangat dan ilmu yang Rosmalina dapatkan pada tahun 2013 dia mendirikan usahanya. Dia selalu berujar, "jangan menyerah dengan keadaan, terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan harapan kita tetapi andai kita tahu dan mampu menyikapi rahasia yang Allah berikan ternyata segala kesulitan yang kita terima semakin kita dekat dengan kemudahan". Sungguh menyentuh dan mengena di hati perkataannya.

Berperan menjadi seorang single parents serta tulang punggung keluarga meskipun dilakukannya dari jauh menjadikannya sosok yang tangguh menghadapi segala macam cobaan dan ujian. 

Usaha yang dirintisnya ini memproduksi kaos, jaket, kaos border, hijab, banner, atau spanduk. Dan sekarang ini sedang mencoba untuk membuat topi dengan brand "glowdis". 

Hingga saat ini usahanya telah menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah. Dari awalnya yang hanya mendapat omzet 5 juta kemudian menjadi 20 juta sampai akhirnya bisa mencapai angka 40 juta. 

Sungguh pencapaian yang penuh lika-liku dalam meraihnya. Pencapaian itu tidak terlepas dari usaha dan perjuangannya yang penuh semangat dan keyakinan yang besar untuk membangun usahanya ini.

Wanita yang mempunyai hobi bermain voli dan bernyanyi ini yakin usahanya akan semakin berkembang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang semakin fantastis. Keyakinannya itu selalu tertanam di dalam hatinya karena Rosmalina tidak ingin mengalami kegagalan lagi dalam merintis usahanya.